cocoa powderBy: Ade Irawan
Jakarta - Bubuk cokelat (cocoa powder) palsu masih banyak beredar di Indonesia. Ini perlu disosialisasikan kepada masyarakat karena bubuk cokelat palsu yang terbuat dari biji kakao yang berbahaya bila dikonsumsi.
Demikian disampaikan Presiden Komisaris BT Cocoa, Piter Jasman dalam berita pers yang diterima detikFinance Senin (30/5/2011).
"Akan disosialisasikan juga tentang cokelat yang sesungguhnya karena selama ini banyak beredar cocoa poder palsu yang terbuat dari biji kakao yang sebenarnya sangat berbahaya jika dikonsumsi manusia," katanya.
Menurut Piter, sosialisasi ini juga bertepatan dengan peresmian BT Chocolate Academy yang terletak di sekitar kawasan pabrik BT Cocoa. Selain itu, peresmian BT Chocolate Academy ini bertujuan untuk meningkatkan konsumsi cokelat yang masih sangat kecil di Indonesia yang hanya 0,2 kg per kapita per tahun.
Konsumsi cokelat di Indonesia masih tergolong kecil bila dibandingkan dengan konsumsi cokelat di negara-negara Eropa yang mencapai lebih dari 10 kg per kapita per tahun.
"Diharapkan konsumsi cokelat di Indonesia yang selama ini masih rendah yaitu hanya sekitar 0,2 kg per kapita per tahun dapat terus meningkat," ujarnya.
"Sementara tingkat konsumsi cokelat di negara-negara Eropa saat ini suda lebih dari 10 kg per kapita per tahun," tuturnya.
BT Chocolate Academy diresmikan oleh 4 wakil menteri yaitu, Wakil Menteri (Wamen) Pertanian, Wamen Perindustrian, Wamen Perdagangan, dan Wamen Pendidikan Nasional. BT Cocoa juga bertujuan untuk memberikan pengetahuan tentang cokelat dan cara mengolah kakao agar dapat menjadi minuman yang lezat dan nikmat.
Indonesia adalah produsen biji kakao terbesar ketiga di dunia setelah Pantai Gading dan Ghana. Nilai devisa negara yang dihasilkan dari ekspor kakao di 2010 mencapai US$ 1,59 miliar.
(ade/dnl)
sumber: detik.com
Jakarta - Bubuk cokelat (cocoa powder) palsu masih banyak beredar di Indonesia. Ini perlu disosialisasikan kepada masyarakat karena bubuk cokelat palsu yang terbuat dari biji kakao yang berbahaya bila dikonsumsi.
Demikian disampaikan Presiden Komisaris BT Cocoa, Piter Jasman dalam berita pers yang diterima detikFinance Senin (30/5/2011).
"Akan disosialisasikan juga tentang cokelat yang sesungguhnya karena selama ini banyak beredar cocoa poder palsu yang terbuat dari biji kakao yang sebenarnya sangat berbahaya jika dikonsumsi manusia," katanya.
Menurut Piter, sosialisasi ini juga bertepatan dengan peresmian BT Chocolate Academy yang terletak di sekitar kawasan pabrik BT Cocoa. Selain itu, peresmian BT Chocolate Academy ini bertujuan untuk meningkatkan konsumsi cokelat yang masih sangat kecil di Indonesia yang hanya 0,2 kg per kapita per tahun.
Konsumsi cokelat di Indonesia masih tergolong kecil bila dibandingkan dengan konsumsi cokelat di negara-negara Eropa yang mencapai lebih dari 10 kg per kapita per tahun.
"Diharapkan konsumsi cokelat di Indonesia yang selama ini masih rendah yaitu hanya sekitar 0,2 kg per kapita per tahun dapat terus meningkat," ujarnya.
"Sementara tingkat konsumsi cokelat di negara-negara Eropa saat ini suda lebih dari 10 kg per kapita per tahun," tuturnya.
BT Chocolate Academy diresmikan oleh 4 wakil menteri yaitu, Wakil Menteri (Wamen) Pertanian, Wamen Perindustrian, Wamen Perdagangan, dan Wamen Pendidikan Nasional. BT Cocoa juga bertujuan untuk memberikan pengetahuan tentang cokelat dan cara mengolah kakao agar dapat menjadi minuman yang lezat dan nikmat.
Indonesia adalah produsen biji kakao terbesar ketiga di dunia setelah Pantai Gading dan Ghana. Nilai devisa negara yang dihasilkan dari ekspor kakao di 2010 mencapai US$ 1,59 miliar.
(ade/dnl)
sumber: detik.com
0 comments:
Post a Comment