Image via Wikipedia |
Presiden RI Ir Sukarno |
Raja Mahitala Thibed Adulyadej Vikrom Phra Baroma Rajajanok dan Princess Srinagarindra, orang tua Raja Bhumibol Adulyadej, yang bertakhta saat ini,
menyambut kedatangan kami. Kami pun merasa seolah seperti tamu istimewa, disambut oleh raja yang dipuja rakyat Thailand. Masuk sedikit, Paman Mao alis Mao Tse Tung (Mao Zed Dong) dengan tawanya yang khas seperti menertawai pengunjung.
Meski mereka cuma patung, kami merasa seperti berada di tengah tokoh-tokoh dunia. Museum lilin Madame Tussauds, yang terkenal dan berada di Paris, London, daratan Eropa, dan Amerika, kini hadir di Bangkok, Thailand. Jadi, bagi orang Indonesia, untuk mengunjunginya tak perlu menguras kocek yang besar, karena melawat ke Negeri Gajah Putih lebih dekat, masih dalam satu kawasan.
Di Museum Madame Tussauds dipajang patung tokoh-tokoh dunia sesuai dengan ukuran aslinya, lengkap dengan gaya khas tokoh itu. Tussauds menjamin tiap tokoh ditampilkan sesuai dengan tinggi dan berat badan aslinya, bahkan juga detail di tubuh sang tokoh. Wajah damai Mahatma Gandhi, raut wibawa Aung San Suu Kyi asal Myanmar, ekspresi jantan bintang kungfu Bruce Lee, dan senyum malu-malu Putri Diana. Sangat senang bisa mengintip bentuk tato macan mengaum di bagian punggung bawah bintang film Hollywood, Angelina Jolie.
Jika masuk ke museum itu, dijamin kita bakal takjub. Kehadiran mereka tak tampak seperti patung. Seolah pengunjung bisa berinteraksi dengan mereka. Museum di Bangkok mulai dibuka untuk umum sejak Februari lalu. Utami Widowati dari Tempo melancong ke Madame Tussauds yang pertama di Asia Tenggara itu, April lalu, atas undangan Tourism Authority of Thailand cabang Indonesia.
Selain menyuguhkan wisata mata dan berfoto bersama patung—hal yang paling banyak dilakukan wisatawan--Madame Tussauds Bangkok melengkapi diri dengan berbagai pajangan dan interaksi antarpengunjung. Di sebuah ruang pamer, ada sebuah lemari penuh laci. Seorang pemandu wisata menunjukkan bufet berisi hal-hal unik tentang para tokoh. Misalnya, tulisan dan tanda tangan asli Putri Diana saat berkunjung ke Bangkok. Lalu, di laci lain ada topi putih milik Mahatma Gandhi. Atau, satu mangkuk hidangan khas Cina kesukaan Mao, lengkap dengan aroma sajian itu. Pengunjung juga bisa bermain bola bersama David Beckham atau bermain golf bareng Tiger Woods dengan gameinteraktif di layar superlebar yang tampak nyata. Wow!
Madame Tussauds Bangkok berada di lantai enam pusat belanja Siam Discovery, bagian dari lahan sewaan Istana Sraprathum. Museum ini pertama kali didirikan 200 tahun lalu, pada 1770 di Paris. Madame Tussauds itu memang nama pendirinya, belajar membuat patung dengan presisi tinggi dari mentornya, Dr Philippe Curtius. Lalu, Museum Madame Tussauds di bawah bendera Merlin Entertainments didirikan di London, New York, Las Vegas, Washington, DC., Hollywood, Amsterdam, Berlin, Hong Kong, dan Shanghai.
Dian Yuliastuti dari Tempo dua tahun lalu juga pernah berkunjung ke museum serupa di Berlin, Jerman. Tokoh-tokoh sejarah pemersatu Jerman Barat dan Timur, Presiden Ronald Reagen dan Gorbachev, Kanselir Angela Merkel dan Presiden Amerika Serikat Barack Obama, berdiri menyambut pengunjung seperti mengajak berfoto bersama.
Ada sebuah ruangan khusus, berisi patung tokoh-tokoh politik dan ternama Jerman, seperti Sigmund Freud, Albert Einstein, Karl Max, sampai pemusik Ludwig Von Beethoven. Atlet asal Jerman, seperti petenis Steffi Graf, Borris Becker, atau kiper emosional Olivier Kahn, dengan rambut singa, memegang bola dengan ekspresi emosionalnya, menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung. Mereka rela antre dan bergantian memasuki ruang demi ruang.
Di Madame Tussauds Bangkok, Tempo mencari tokoh asal Indonesia, minimal proklamator yang sempat mengguncang dunia. Sayangnya, presiden pertama Indonesia itu tak tampak batang hidungnya, ekspresi saat berpidato, maupun peci hitamnya yang khas. "Saya kecewa, jujur saja. Masak, tidak ada Sukarno. Mahathir Mohamad saja ada. Padahal Sukarno kan cukup populer sebagai tokoh di kawasan Asia," kata Ray Indra Nugraha, pemimpin rombongan pengunjung asal Jakarta.
Seperti di Berlin, di ujung kunjungan, selain tempat suvenir, Madame Tussauds Bangkok juga menyediakan komputer touch screen. Ada satu pertanyaan, “Siapa tokoh yang paling diinginkan oleh pengunjung untuk dilihat di museum ini?” Langsung saja Ray Indra Nugraha menuliskannya, "Saya ingin Sukarno." Pria di belakangnya juga langsung menyambut, "Ya, betul itu, seharusnya Sukarno ada di sini." Rasanya tak lengkap Madame Tussauds Asia tanpa Sukarno. Mudah-mudahan, pada kunjungan berikutnya, Bung Karno sudah berdiri sambil membakar semangat massa dengan pidatonya yang berapi-api,”Apa itu jas merah? Jangan lupakan sejarah!"
sumber:korantempo.com
0 comments:
Post a Comment