Belajar Sambil Bermain Tunjang Bakat Anak?

Image by Fred Hsu via FlickrNorma Anggara - detikSurabaya
Surabaya - Bukan hal yang aneh bila orang tua ingin bakat anaknya terdeteksi sejak dini. Untuk menunjangnya, orang tua mesti tahu bagaimana cara memicu perkembangan bakat anak.


Konon sejak berumur 3 bulan dalam kandungan, janin telah mampu diajak berkomunikasi. Sebagian orang tua yang berpengetahuan telah mulai memberi rangsangan-rangsangan ringan dengan memberikan bunyi-bunyian atau semacam rangsangan musik.

"Bahkan, bayi yang masih berumur 6 bulan bisa dididik secara hearing," kata Olina, asisten tutor di eREAD School saat berbincang-bincang dengan detiksurabaya.com, Jumat (20/5/2011).

Di samping pendidikan resmi di sekolah, perkembangan anak juga ditunjang dengan pendidikan sosial dan mental terhadap lingkungan sekitar. Pendidikan anak dianggap akan lebih efektif dan memberikan dampak signifikan terhadap bakat bila dikonsep main sambil belajar.

"Bukan belajar sambil bermain. Kalau main sambil belajar, anak akan terbiasa memperhatikan dan mengenal lingkungannya," terangnya.

Misalnya dengan memberikan pengalaman langsung kepada anak tentang realita kehidupan, praktek cooking class, kerja laboratorium kimia hingga melukis layang-layang khas permainan tradisi dan budaya masyarakat Indonesia.

Begitulah sebagian cara memaksimalkan pengembangan mental, sosial, moral dan teori untuk anak. Segala bentuk practical learning ini dapat dicoba di Atrium TP III hingga Minggu (22/5/2011). Orang tua bisa mendampingi anak yang diberi tutorial oleh pengajar dari eREAD School. Mulai dari cooking corner, class corner, hingga area city of art yang menantang anak menulis karakter mandarin dengan coklat pasta di atas roti tawar. (nrm/fat)

sumber: detik.com

Posted in: Indonesia