WASHINGTON DC, INFO BERITA - Apakah ada korelasi antara makan coklat dan peraih Nobel dari sebuah negara? Ternyata pertanyaan sederhana ini menjadi sebuah penelitian serius yang hasilnya diterbitkan jurnal kesehatan bergengsi, The New England Journal of Medicine.
<!– google_ad_section_start –>
Flavonoid dan anti-oksidan yang ditemukan dalam cokelat, teh hijau, anggur merah dan sejumlah buah-buahan nampaknya efektif untuk memperlambat penurunan performa kognitif yang menurun bersamaan dengan bertambahnya usia.
Demikian ditulis Profesor Franz Messerli dari Universitas Columbia, New York, dalam jurnal tersebut.
"Karena mengkonsumsi cokelat secara teori bisa meningkatkan fungsi kognitif tak hanya bagi individu namun bagi seluruh populasi, saya menduga ada korelasi antara level konsumsi cokelat per kapita di sebuah negara dengan kemampuan kognitif populasinya secara umum," papar Messerli.
Hasil penelitian itu sangat mengejutkan karena Messerli menyimpulkan terdapat hubungan erat antara konsumsi per kapita dan jumlah pemenang Nobel negara itu.
"Ada hubungan erat antara konsumsi cokelat dan jumlah peraih Nobel per 10 juta penduduk di 23 negara," demikian kesimpulan Messerli.
Suku Aztec dan Maya sudah lama mengolah biji cokelat menjadi minuman. Saat suku Aztec dan Maya ditaklukkan Spanyol, maka cokelat menyebar di Eropa pada abad ke-16. Dan Swiss menciptakan coklat batangan pada abad ke-19.
Dan Swiss, ternyata menjadi yang teratas dalam urusan konsumsi cokelat dan menghasilkan peraih penghargaan Nobel.
Swiss menghasilkan 25 peraih Nobel dari hanya sekitar 7 juta penduduknya. Dengan skala yang disusun Messerli maka Swiss berada di urutuan teratas yaitu dengan 31 orang peraih Nobel untuk tiap 10 juta orang penduduk..
Kemudian menyusul di tempat berikutnya adalah Amerika Serikat, Perancis dan Jerman. Dan di peringkat bawah, terdapat China, Jepang dan Brasil.
Amerika Serikat sebenarnya sudah menghasilkan 336 pemenang Nobel sejauh ini. Namun dengan jumlah penduduk yang mencapai 313 juta lebih, maka AS hanya menghasilkan sembilan peraih nobel per 10 juta penduduknya.
Tetapi, lanjut Messerli, Swedia menjadi pengecualian penelitian ini.
"Swedia mengkonsumsi 6,4 kg cokelat per kapita tiap tahunnya. Seharusnya, Swedia menghasilkan 14 peraih Nobel. Namun ternyata Swedia menghasilkan lebih banyak peraih Nobel," kata Messerli.
<!– google_ad_section_end –>
<!– google_ad_section_start –>
Flavonoid dan anti-oksidan yang ditemukan dalam cokelat, teh hijau, anggur merah dan sejumlah buah-buahan nampaknya efektif untuk memperlambat penurunan performa kognitif yang menurun bersamaan dengan bertambahnya usia.
Demikian ditulis Profesor Franz Messerli dari Universitas Columbia, New York, dalam jurnal tersebut.
"Karena mengkonsumsi cokelat secara teori bisa meningkatkan fungsi kognitif tak hanya bagi individu namun bagi seluruh populasi, saya menduga ada korelasi antara level konsumsi cokelat per kapita di sebuah negara dengan kemampuan kognitif populasinya secara umum," papar Messerli.
Hasil penelitian itu sangat mengejutkan karena Messerli menyimpulkan terdapat hubungan erat antara konsumsi per kapita dan jumlah pemenang Nobel negara itu.
"Ada hubungan erat antara konsumsi cokelat dan jumlah peraih Nobel per 10 juta penduduk di 23 negara," demikian kesimpulan Messerli.
Suku Aztec dan Maya sudah lama mengolah biji cokelat menjadi minuman. Saat suku Aztec dan Maya ditaklukkan Spanyol, maka cokelat menyebar di Eropa pada abad ke-16. Dan Swiss menciptakan coklat batangan pada abad ke-19.
Dan Swiss, ternyata menjadi yang teratas dalam urusan konsumsi cokelat dan menghasilkan peraih penghargaan Nobel.
Swiss menghasilkan 25 peraih Nobel dari hanya sekitar 7 juta penduduknya. Dengan skala yang disusun Messerli maka Swiss berada di urutuan teratas yaitu dengan 31 orang peraih Nobel untuk tiap 10 juta orang penduduk..
Kemudian menyusul di tempat berikutnya adalah Amerika Serikat, Perancis dan Jerman. Dan di peringkat bawah, terdapat China, Jepang dan Brasil.
Amerika Serikat sebenarnya sudah menghasilkan 336 pemenang Nobel sejauh ini. Namun dengan jumlah penduduk yang mencapai 313 juta lebih, maka AS hanya menghasilkan sembilan peraih nobel per 10 juta penduduknya.
Tetapi, lanjut Messerli, Swedia menjadi pengecualian penelitian ini.
"Swedia mengkonsumsi 6,4 kg cokelat per kapita tiap tahunnya. Seharusnya, Swedia menghasilkan 14 peraih Nobel. Namun ternyata Swedia menghasilkan lebih banyak peraih Nobel," kata Messerli.
Sumber :
kompas.com
Editor :
Ervan Hardoko
<!– google_ad_section_end –>
0 comments:
Post a Comment