shutterstock
ilustrasi donor darah
KOMPAS.com - Tim mahasiswa Jurusan Sistem Informasi Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya menciptakan sistem jaringan internet berbasis web dengan memakai fitur Google Map untuk mengetahui stok darah di unit transfusi darah (UTD) Palang Merah Indonesia.
<!– google_ad_section_start –>
"Sistem yang kami ciptakan selama setahun itu meraih juara pertama dalam GeMasTIK 2012 (Pagelaran Mahasiswa Nasional Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi/TIK) di Bandung pada 9-10 Oktober lalu," kata anggota tim Ika Nurkasanah di Surabaya.
Ditemui di kampus bersama dua rekannya dalam "Team ReadBlood", Izzat Aulia Akbar dan Benedictus Arya B, ia menjelaskan sistem jaringan yang dirancang merupakan manajemen distribusi kantong darah.
"Di setiap UTD PMI sebenarnya sudah ada bagian TIK, tapi mereka hanya memasukkan data stok darah atau membetulkan jaringan komputer, padahal peran mereka bisa dioptimalkan untuk distribusi stok darah yang efisien," katanya.
Menurut mahasiswi semester 7 Fakultas Teknologi Informasi (FTIf) itu, sistem jaringan yang dirancang akan menghubungkan koneksi sistem jaringan internet dari rumah sakit ke UTD PMI.
"Dengan sistem itu akan dapat dilacak stok darah yang ada pada UTD PMI terdekat, lalu petugas TIK di UTD PMI akan menjawab darah yang diminta dan bila tidak ada, maka secara otomatis akan bergeser ke jaringan UTD lain yang terdekat," katanya.
Ditanya biaya yang dibutuhkan untuk aplikasi sistem jaringan itu di UTD dan masyarakat, biaya sistem jaringannya relatif murah, kecuali pembelian sistem integrasi data antar-institusi (UTD dan rumah sakit) yang agak mahal.
"Tapi, sistem jaringan yang mudah dan aplikatif itu sudah diujicobakan pada UTD PMI di Gresik dan Sidoarjo. Kami juga mengembangan sistem mobile melalui alamat web/laman www.sibara.org, sehingga masyarakat juga bisa mengecek stok darah di UTD PMI," katanya.
Ditemui di kampus bersama dua rekannya dalam "Team ReadBlood", Izzat Aulia Akbar dan Benedictus Arya B, ia menjelaskan sistem jaringan yang dirancang merupakan manajemen distribusi kantong darah.
"Di setiap UTD PMI sebenarnya sudah ada bagian TIK, tapi mereka hanya memasukkan data stok darah atau membetulkan jaringan komputer, padahal peran mereka bisa dioptimalkan untuk distribusi stok darah yang efisien," katanya.
Menurut mahasiswi semester 7 Fakultas Teknologi Informasi (FTIf) itu, sistem jaringan yang dirancang akan menghubungkan koneksi sistem jaringan internet dari rumah sakit ke UTD PMI.
"Dengan sistem itu akan dapat dilacak stok darah yang ada pada UTD PMI terdekat, lalu petugas TIK di UTD PMI akan menjawab darah yang diminta dan bila tidak ada, maka secara otomatis akan bergeser ke jaringan UTD lain yang terdekat," katanya.
Ditanya biaya yang dibutuhkan untuk aplikasi sistem jaringan itu di UTD dan masyarakat, biaya sistem jaringannya relatif murah, kecuali pembelian sistem integrasi data antar-institusi (UTD dan rumah sakit) yang agak mahal.
"Tapi, sistem jaringan yang mudah dan aplikatif itu sudah diujicobakan pada UTD PMI di Gresik dan Sidoarjo. Kami juga mengembangan sistem mobile melalui alamat web/laman www.sibara.org, sehingga masyarakat juga bisa mengecek stok darah di UTD PMI," katanya.
Sumber :
Antara/kompas.com
Editor :
Wicaksono Surya Hidayat
<!– google_ad_section_end –>
0 comments:
Post a Comment