WASHINGTON – Sebuah riset menunjukkan keberadaan sampel kristal aneh yang dinilai tidak umum di Bumi. Quasicrystal ini diperkirakan mendarat di Bumi pada masa 15 ribu tahun lampau.
Pola atom pada quasicrystal terlihat sangat rapi dan berurutan. Sampai Januari lalu, seluruh quasicrystal yang diketahui merupakan buatan tangan manusia. “Banyak yang berpikir seperti itu karena mereka berpikir quasicrystal terlalu rumit, terlalu rapuh pada peradaban untuk bisa terbentuk secara alami,” terang pelaku peneltian tersebut, Paul Steinhardt dari Princeton University.
<!– google_ad_section_start –>
Lalu para peneliti mengumumkan keberadaan quasicrystal alami di sebuah meteorit di Pegunungan Koryak, Rusia. Meteorit tersebut kini disimpan di sebuah museum di Italia. Dalam sebuah ekspedisi ke situs penemuan tersebut, Steinhardt dan rekan-rekannya menemukan lebih banyak sampel alami quasicrystal. Demikian dilansir Live Science, Selasa (21/8/2012).
Quasicrystal pertama kali dibuat secara sintetis pada 1982 oleh Dan Shechtman yang meraih Nobel Kimia pada 2011 lalu. Atom pada quasicrystal tersusun secara teratur, namun berbeda dengan kristal biasa. Jika kristal biasa memiliki susunan berulang seperti keramik kamar mandi, quasicrystal memiliki susunan yang rumit menyerupai mozaik.
Sekarang, Steinhardt dan ahli mineral dari Museum of Natural History Florence, Luca Bindi melaporkan penemuannya di jurnal Reports on Progress in Physics. Sampel kristal tersebut ditemukan di lingkungan yang tidak harus memenuhi syarat untuk membuatnya. Laporan mereka memperkuat bahwa sampel tersebut sampai ke Bumi pada zaman es akhir sekitar 15 ribu tahun lalu.
“Fakta bahwa ekspedisi menemukan lebih banyak material di lokasi serupa dengan yang telah kami lacak bertahun-tahun merupakan konfirmasi untuk keseluruhan cerita,” ujarnya.
Tujuan selanjutnya adalah untuk menemukan rahasia alam tentang pembentukan quasicrystal, seperti bagaimana quasicrystal tersebut terbentuk dengan sempurna di dalam suatu meteorit yang rumit, padahal kita perlu bekerja keras di laboratorium untuk bisa membuat hal itu.
(yhw)
<!– google_ad_section_end –>
Pola atom pada quasicrystal terlihat sangat rapi dan berurutan. Sampai Januari lalu, seluruh quasicrystal yang diketahui merupakan buatan tangan manusia. “Banyak yang berpikir seperti itu karena mereka berpikir quasicrystal terlalu rumit, terlalu rapuh pada peradaban untuk bisa terbentuk secara alami,” terang pelaku peneltian tersebut, Paul Steinhardt dari Princeton University.
<!– google_ad_section_start –>
Lalu para peneliti mengumumkan keberadaan quasicrystal alami di sebuah meteorit di Pegunungan Koryak, Rusia. Meteorit tersebut kini disimpan di sebuah museum di Italia. Dalam sebuah ekspedisi ke situs penemuan tersebut, Steinhardt dan rekan-rekannya menemukan lebih banyak sampel alami quasicrystal. Demikian dilansir Live Science, Selasa (21/8/2012).
Quasicrystal pertama kali dibuat secara sintetis pada 1982 oleh Dan Shechtman yang meraih Nobel Kimia pada 2011 lalu. Atom pada quasicrystal tersusun secara teratur, namun berbeda dengan kristal biasa. Jika kristal biasa memiliki susunan berulang seperti keramik kamar mandi, quasicrystal memiliki susunan yang rumit menyerupai mozaik.
Sekarang, Steinhardt dan ahli mineral dari Museum of Natural History Florence, Luca Bindi melaporkan penemuannya di jurnal Reports on Progress in Physics. Sampel kristal tersebut ditemukan di lingkungan yang tidak harus memenuhi syarat untuk membuatnya. Laporan mereka memperkuat bahwa sampel tersebut sampai ke Bumi pada zaman es akhir sekitar 15 ribu tahun lalu.
“Fakta bahwa ekspedisi menemukan lebih banyak material di lokasi serupa dengan yang telah kami lacak bertahun-tahun merupakan konfirmasi untuk keseluruhan cerita,” ujarnya.
Tujuan selanjutnya adalah untuk menemukan rahasia alam tentang pembentukan quasicrystal, seperti bagaimana quasicrystal tersebut terbentuk dengan sempurna di dalam suatu meteorit yang rumit, padahal kita perlu bekerja keras di laboratorium untuk bisa membuat hal itu.
(yhw)
<!– google_ad_section_end –>
0 comments:
Post a Comment