Total Pageviews

Translate

sharing

Pembaca dipersilahkan untuk menyalin atau men”copypaste” setiap isi dari Blog ini, dengan atau tanpa mencantumkan Blog ini sebagai sumbernya. Terima kasih

Pagelaran Topeng Banjet?


BANDUNG,(PRLM).- Pagelaran Topeng Banjet yang dibawakan kelompok Sinar Pusaka Warna pimpinan Jalam Pendul Putra, menjadi hiburan menarik pengunjung Balai Pengelolaan Taman Budaya Jawa Barat (Dago tea House), , Jumat (14/10) malam. Cerita berjudul “Pa Bebe Jago Karawang” yang sangat akrab dengan kehidupan Pantai Utara (Pantura) juga diisi dengan bodoran khas dengan bahasa Sunda kasar dank keras.

Kelompok Topeng Banjet yang dikenal dengan Topeng Pendul asal Kecamatan Tempuran Kabupaten Karawang yang ditampilkan merupakan kelompok topeng yang masih bertahan dan kini dilakoni generasi keempat. Cerita yang dibawakan cenderung masih kedulu-duluan dan bercerita tentang kondisi masa lalu Kabupaten Karawang dengan para jawara atau jagoannya.
Namun meski banyak diisi dengan gerakan jurus-jurus silat dan perkelahian, pagelaran Topeng Pendul sesekali diisi dengan munculnya banci yang cukup mengundang tawa tujuh ratusan penonton yang memadati tempat duduk Teater Terbuka Dago Tea House.
Demikian pula halnya dengan gerakan-gerakan silat yang diperlihatkan terkadang tidak mengenai sasaran ataupun tidak disengaja memukul beneran, mampu mengundang tawa penonton.
Pagelaran Topeng Banjet yang ditempat asalnya biasa ditampilkan mulai pukul 21.00 WIB dan baru berakhir pukul 4.00 WIB dinihari atau menjelang adzan subuh, semalam berakhir menjelang pukul 24.00 WIB.
“Kalau tidak diperpendek jalan ceritanya bisa sampai subuh mereka (topeng banjet) main, meski hanya ditonton dua atau seorang permainan akan tetap jalan,” ujar Mas Nanu Muda, kurator dari Taman Budaya.
Memang, pegelaran Topeng Banjet,”Bebe Jago Karawang” (Gondol Macan Cikampek) belum tuntas dipagelarkan. Urutan pagelaran yang dimulai dengan tatalu atau bubuka, diteruskan dengan tarian topeng, lakon serta bodoran dan baru sebagian inti cerita belum sampai puncak atau akhir cerita.
Namun demikian penonton yang sebagian besar warga komunitas Karawang yang berada di Kota Bandung dan sejumlah mahasiswa serta dosen STSI Bandung dan Unpad Bandung yang mendokumentasi jalanya pagelaran mengaku sangat puas.
Bahkan beberapa dosen serta penikmat seni tradisi akan melayangkan surat kepada Gubernur Jabar serta Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jabar melaui Kepala Balai Pengelolaan Taman Budaya Jabar, untuk menggelar event-event serupa guna kepentingan bahan pendidikan seni budaya.
sumber: pikiran-rakyat

0 comments:

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | coupon codes