Penulis : Nofanolo Zagoto
Jakarta – Ditandai dengan teriakan yang memekakkan telinga, gerak gerik seorang pria yang berpenampilan layaknya jenderal China zaman kerajaan langsung mencuri perhatian penonton. Sambil diapit para serdadunya yang memegangi bendera lambang kerajaan, ia lantas unjuk kebolehan memainkan tombak bercagak tiga.
Pria yang tampil dengan riasan tebal diwajahnya itu, sebenarnya sedang memainkan lakon sebagai Sie Djin Koei. Seorang jenderal yang populer pada masa Dinasti Tang, ketika kerajaan dijalankan Kaisar Taizong dan juga Kaisar Gaozong. Kisah kepahlawanan sosok yang identik dengan baju dan kuda berwarna putih semasa hidupnya ini dimainkan dalam sebuah pementasan teater bertema “The Legend of Sie Djin Koei” di Mal Ciputra, Jakarta, Jumat (14/1).
Sosok jenderal yang memiliki nama lain Xue Rengui itu, memang punya karir yang patut dikagumi. Semasa mengabdi untuk dinasti Tang, dirinya kerap punya andil besar dalam pelbagai keberhasilan ekspedisi perang. Terutama ketika sukses memberikan kemenangan ketika memimpin perang Goguryeo (Korea) dan juga ketika perang melawan sisa-sisa Tujue Barat.
Di medan perang, Xue juga begitu ditakuti lawannya. Bahkan juga dikisahkan jika sang jenderal bisa menaklukkan para musuhnya dengan hanya tiga anak panah. Karena keahliannya dalam memimpin pasukan dalam peperangan itu, tidak heran jika Sie Djin Koei muncul menjadi sosok yang sangat dihormati.
Kondisi seperti itu yang juga berusaha ditunjukkan dalam pementasan teater yang dimainkan oleh kelompok teater, Republic of Performing Arts, di bawah arahan Amien Kamil. Sie Djin Koei juga tampak begitu dihormati, itu terlihat ketika adegan semua serdadu bawahannya sujud menyembah, bak menyambut kedatangan seorang raja.
Di atas panggung juga dimainkan satu adegan ketika seisi kerajaan Dinasti Tang menyambut kemenangan yang diberikan Sie Djin Koei dengan pesta besar yang diadakan kaisar. Hanya saja karakter sang jenderal yang sebelumnya ditampilkan penuh berkarisma, justru kali ini benar-benar berbeda. Dalam penggambaran pesta besar-besaran ini sang jenderal justru lebih terlihat sebagai sosok yang sangat genit, merayu wanita yang ditampilkan di atas panggung.
Sayangnya pementasan teater yang bercerita tentang seorang tokoh besar dalam kebudayaan China itu juga harus terbentur dengan keterbatasan ruang gerak para lakon ketika beraksi di atas panggung. Memang mereka harus memainkan teater Sie Djin Koei ini hanya diatas panggung yang berukuran sekitar 3x10 meter saja.
Karenanya sesekali senyum penonton terlihat mengembang ketika melihat kenyataan barisan serdadu yang berlari-lari kecil memutari area panggung harus terganggu lajunya akibat bendera lambang kerajaan yang dibawanya tersangkut pagar yang membatasi panggung.
“Memang keterbatasan panggung menjadi persoalan kami ketika mempersiapkan pentas teater ini. Tetapi bagaimana pun kami berusaha untuk bisa mengatasinya,” kata Amien.
Diluar itu, persiapan cukup singkat juga praktis dijalani Republic of Performing Arts. Untuk mementaskan kisah kepahlawanan Sie Djin Koei, mereka hanya melakukan persiapan selama dua minggu. “Harus diakui persiapan memang terbatas, latihan pun hanya tiga kali. Tetapi kami tetap serius,” akunya. Karenanya penampilan kedua mereka di tempat yang sama, 5 Februari 2011 nanti, tentunya diyakini Amien bisa lebih maksimal.
Baginya pementasan di pusat perbelanjaan sedikit diibaratkannya seperti sebuah pertunjukkan di pasar malam. Para pengunjung tentu awalnya tidak datang untuk menonton pertunjukkan. Karenanya untuk bisa menyita perhatian para penonton, harus ada performa yang bisa menarik perhatian mereka untuk mau menyaksikan pementasan yang diadakan. “Tentu beda jika diadakan di tempat khusus pertunjukkan, seperti TIM misalkan. Mereka pasti datang untuk menonton,” papar Amien.
Sambut Imlek
Pementasan teater The Legend of Sie Djin Koei sebenarnya menjadi salahsatu bagian dari pelbagai kegiatan yang dipersiapkan pihak Mal Ciputra, dengan maksud menyambut tahun baru Imlek 2011. Selain pentas teater, juga disajikan kegiatan seperti Barongsai dan Dragon, Wayang Potehi, pertunjukkan tari Sin Ciang, orkestra tradional China, atraksi Wushu dan beberapa acara lainnya.
Masih berhubungan dengan tema kegiatan The Legend of Sie Djin Koei, selain pementasan teater, ada juga pagelaran wayang potehi. Apalagi perkembangan wayang potehi di Indonesia sendiri tidak bisa dipisahkan dari kisah kepahlawanan sang jenderal. Tidak heran jika wayang potehi termasuk menjadi sajian utama yang akan dimainkan hampir setiap hari sampai tanggal 16 Februari 2011 nanti.
sumber: sinar : .sinarharapan.co.id
0 comments:
Post a Comment