Info Berita-Pemerintah akan melakukan kajian ulang terhadap nilai pembiayaan APBN
2011. Yakni, pengkajian pada nilai penerbitan Surat Utang Negara (SUN)
yang direncanakan dalam APBN 2011 sebesar Rp 200,6 triliun. Hal itu
dilakukan karena besarnya Saldo Anggaran Lebih (SAL) APBN pada 2011 yang
mencapai Rp 96,5 triliun.
Demikian diungkapkan Menteri Keuangan
Agus Martowardojo usai rapat koordinasi transportasi Jakarta di Istana
Wakil Presiden Jakarta, Rabu (5/1). Agus menjelaskan, pengkajian
tersebut akan dilakukan oleh Kemenkeu bersama Bank Indonesia. "Tapi
jumlahnya belum kita finalkan," tegas Agus.
Namun demikian, hingga saat ini pihaknya masih berpedoman pada angka
yang telah ditetapkan dalam APBN 2011 sebesar RP 200,6 triliun.
Penerbitan Surat Utang Negara (SUN) yang akan dikaji, yakni yang berupa
Obligasi Ritel Indonesia (ORI), Global Bond ataupun Samurai bond.
"Setelah dibicarakan dengan BI, baru akan kita (pemerintah) tetapkan
strateginya kedepan seperti apa," tuturnya.
Agus, kemudian
menjelaskan akan direvisi, namun apakah dikurangi atau terjadi
penambahan, dirinya belum bisa memastikan saat ini. Sebelumnya, dalam
APBN 2011, pemerintah menargetkan penerbitan surat utang negara (SUN)
senilai total Rp 200,6 triliun. Selain menambal kekurangan anggaran
pendapatan dan belanja negara (APBN) 2011 senilai Rp 124,7 triliun, juga
untuk keperluan buy back SUN sekitar Rp 84 triliun. Sehingga total
alokasi untuk keperluan obligasi sekitar Rp 200,6 triliun.
Sedangkan
untuk SAL 2011, dari data kementerian keuangan memperkirakan mencapai
Rp 96,5 triliun. Dana ini berasal dari SAL 2010 sebesar Rp 49,7 triliun
ditambah Sisa Lebih Pembiayaan (Silpa) 2010 sebesar Rp 47,1 triliun.
Adanya Silpa 2010 ini karena realisasi pembiayaan anggaran 35,3% lebih
rendah dari target APBNP 2010 yang mencapai Rp 133,7 triliun. Ini karena
pemerintah memangkas target penerbitan surat berharga negara (SBN) 2010
sebesar Rp 15,5 triliun.
0 comments:
Post a Comment