TEMANGGUNG, KOMPAS.com - Institut Sains dan Teknologi Akprind
Yogyakarta mengembalikan batu meteor yang jatuh di Desa Wonotirto,
Kecamatan Bulu, Kabupaten Temanggung pada 2001 ke pemerintah kabupaten
setempat.
"Selama ini IST Akprind telah meneliti dan merawat batu meteor itu dengan baik. Setelah batu meteor ini dikembalikan, kami berharap Pemkab Temanggung juga merawatnya dengan baik," kata Rektor IST Akprind, Ir Sudarsono saat menyerahkan batu meteror kepada Bupati Temangung Hasyim Afandi, di Temanggung, Senin (3/5/2010).
Pada 11 Mei 2001 sekitar pukul 09:00 WIB penduduk Desa Wonotirto yang terletak di lereng Gunung Sumbing mendadak dikejutkan dengan terdengarnya dentuman keras disertai jatuhnya meteor pada tiga titik.
Ketiga titik tersebut berada di luar lingkungan permukiman penduduk, dua di antaranya berada di ladang tembakau dan satu lagi di jalan desa, sekitar satu kilometer dari rumah penduduk terdekat.
Penduduk menemukan dua buah meteorit, masing-masing dari salah satu titik di ladang tembakau seukuran kepala bayi dan di jalan desa seukuran kepalan tangan orang dewasa.
Pemerintah Kabupaten Temanggung dan IST Akprind kemudian mendirikan Monumen Meteorit Wonotirto di dekat lokasi titik tumbuk jalan desa, yang diresmikan pada 18 Februari 2002.
Museum Rekor Indonesia menempatkan monumen ini sebagai satu-satunya monumen peringatan jatuhnya meteor di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara. Namun, di sana tidak ada bukti fisik mateorit yang pernah ditemukan tersebut.
Usai menyerahkan batu meteor, rombongan dari IST Akprind diantar Wakil Bupati Temanggung, Budiarto mengunjungi monumen meteorit tersebut.
Untuk sementara batu meteor tersebut disimpan di Kantor Bupati Temanggung dan Dinas Kebudayaan, Pariwitasa, Pemuda, dan Olahraga Temanggung akan menyusun rencana pemanfaatan meteorit tersebut untuk kepentingan wisata pendidikan.
Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwitasa, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Temanggung Bekti Prijono mempunyai gagasan untuk membangun planetarium mini.
Gedung tersebut dapat dibangun sesuai dengan prinsip-prinsip planetarium. Meteorit akan diletakkan secara permanen sebagai tujuan wisata dan pendidikan.
sumber: http://id.news.yahoo.com/kmps
"Selama ini IST Akprind telah meneliti dan merawat batu meteor itu dengan baik. Setelah batu meteor ini dikembalikan, kami berharap Pemkab Temanggung juga merawatnya dengan baik," kata Rektor IST Akprind, Ir Sudarsono saat menyerahkan batu meteror kepada Bupati Temangung Hasyim Afandi, di Temanggung, Senin (3/5/2010).
Pada 11 Mei 2001 sekitar pukul 09:00 WIB penduduk Desa Wonotirto yang terletak di lereng Gunung Sumbing mendadak dikejutkan dengan terdengarnya dentuman keras disertai jatuhnya meteor pada tiga titik.
Ketiga titik tersebut berada di luar lingkungan permukiman penduduk, dua di antaranya berada di ladang tembakau dan satu lagi di jalan desa, sekitar satu kilometer dari rumah penduduk terdekat.
Penduduk menemukan dua buah meteorit, masing-masing dari salah satu titik di ladang tembakau seukuran kepala bayi dan di jalan desa seukuran kepalan tangan orang dewasa.
Pemerintah Kabupaten Temanggung dan IST Akprind kemudian mendirikan Monumen Meteorit Wonotirto di dekat lokasi titik tumbuk jalan desa, yang diresmikan pada 18 Februari 2002.
Museum Rekor Indonesia menempatkan monumen ini sebagai satu-satunya monumen peringatan jatuhnya meteor di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara. Namun, di sana tidak ada bukti fisik mateorit yang pernah ditemukan tersebut.
Usai menyerahkan batu meteor, rombongan dari IST Akprind diantar Wakil Bupati Temanggung, Budiarto mengunjungi monumen meteorit tersebut.
Untuk sementara batu meteor tersebut disimpan di Kantor Bupati Temanggung dan Dinas Kebudayaan, Pariwitasa, Pemuda, dan Olahraga Temanggung akan menyusun rencana pemanfaatan meteorit tersebut untuk kepentingan wisata pendidikan.
Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwitasa, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Temanggung Bekti Prijono mempunyai gagasan untuk membangun planetarium mini.
Gedung tersebut dapat dibangun sesuai dengan prinsip-prinsip planetarium. Meteorit akan diletakkan secara permanen sebagai tujuan wisata dan pendidikan.
sumber: http://id.news.yahoo.com/kmps
0 comments:
Post a Comment